BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    KEMENDAG DORONG UMKM SOCIOPRENEUR DISABILITAS TEMBUS PASAR EKSPOR LEWAT SESI PITCHING

    Terbit Pada

    02 October 2025

    1759386092255391

    IQPlus, (2/10) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menggelar sesi pitching ekspor bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sociopreneur yang memberdayakan penyandang disabilitas. Kegiatan ini berlangsung secara virtual pada 26.29 September 2025 dan diikuti oleh tiga UMKM dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pitching ini dihadiri empat perwakilan perdagangan (perwadag) RI di luar negeri dan menjadi bagian dari upaya Kemendag mendorong ekspor inklusif berbasis pemberdayaan sosial.

    Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan bahwa Kemendag berkomitmen mendorong perdagangan yang inklusif dan berkeadilan. "Kami ingin memastikan kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas, turut berperan dalam aktivitas ekonomi nasional dan global. Partisipasi mereka dalam ekspor adalah bentuk nyata kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan pemberdayaan sosial," ujarnya.

    Sesi pitching ini merupakan bagian dari program prioritas Kemendag bertajuk UMKM BISA Ekspor (UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor). Selain membuka akses pasar, program ini juga menerapkan prinsip Bisnis dan Hak Asasi Manusia (BHAM) dalam sektor perdagangan.

    Empat perwadag yang hadir dalam sesi pitching ini adalah Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Santiago di Cile, ITPC Osaka di Jepang, Atase Perdagangan Berlin di Jerman, dan Atase Perdagangan Bangkok di Thailand. Para UMKM peserta dapat langsung menjajaki peluang pasar ekspor melalui sesi ini.

    Salah satu UMKM peserta adalah BJ Homemade dari Semarang, Jawa Tengah, yang memproduksi kacamata kayu dari limbah kayu seperti jati, sonokeling, dan nangka. BJ Homemade melibatkan komunitas tuna daksa dari Komunitas Difabel Mandiri (KDM) dalam seluruh proses produksinya. Kini, BJ Homemade tengah membuka peluang ekspor ke Cile, setelah sebelumnya menjajaki pasar Korea Selatan dan Arab Saudi.

    UMKM kedua adalah CV Kinasih Abyudaya dari Jawa Timur. Perusahaan ini menghasilkan produk fesyen dan aksesori batik ciprat yang dikerjakan oleh penyandang disabilitas. CV Kinasih pernah memecahkan rekor MURI melalui kegiatan membatik serentak oleh 500 penyandang disabilitas, dan juga pernah tampil di Expo Dubai 2021. Produk batik cipratnya kini telah diekspor ke Australia dan Selandia Baru.

    UMKM ketiga yaitu Zahida Painting dari Bojonegoro, yang memproduksi kain, tas, dompet, dan busana lukis. Delapan dari 25 pekerjanya adalah penyandang disabilitas. Produk Zahida telah menembus pasar Uni Emirat Arab, Thailand, Singapura, serta menerima repeat order dari Malaysia dan India.

    Pemilik Zahida Painting, Hidayah, mengapresiasi Kemendag atas kesempatan yang diberikan. "Masukan dari Atase Perdagangan Berlin dan Bangkok sangat bermanfaat, terutama dalam strategi ekspor dan memahami karakter pasar luar negeri," ujarnya.

    Mendag Budi Santoso berharap lebih banyak UMKM sociopreneur yang bisa memanfaatkan program UMKM BISA Ekspor. "Kami ingin lebih banyak produk hasil karya penyandang disabilitas tampil di pasar global. Ini bukan hanya tentang ekspor, tapi juga tentang menciptakan dampak sosial," tutupnya. (end)