INFLASI INTI SINGAPURA MELAMBAT DI BULAN JULI
Share via
Published On
25 August 2025
23644661
IQPlus, (25/8) - Inflasi inti dan inflasi umum Singapura melambat pada bulan Juli, bertentangan dengan ekspektasi para ekonom bahwa keduanya akan tetap stabil pada tingkat inflasi bulan Juni.
Otoritas Moneter Singapura (MAS) dan Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) mempertahankan prakiraan mereka tetapi mencatat bahwa prospeknya masih belum pasti.
Inflasi inti, yang tidak termasuk akomodasi dan transportasi pribadi, sedikit menurun menjadi 0,5 persen pada bulan Juli. Hal ini didorong oleh penurunan harga ritel dan barang-barang lainnya, serta listrik dan gas, ungkap Departemen Statistik Singapura pada hari Senin.
Para ekonom sektor swasta memperkirakan inflasi akan tetap stabil di angka 0,6 persen pada bulan Juni, menurut jajak pendapat Bloomberg.
Inflasi umum juga melambat menjadi 0,6 persen, turun dari 0,8 persen pada bulan Juni, di mana para ekonom memperkirakan inflasi akan tetap stabil.
Secara bulanan, indeks harga konsumen (IHK) inti turun 0,1 persen, sementara IHK semua barang turun 0,4 persen.
MTI dan MAS mempertahankan kisaran proyeksi inflasi inti setahun penuh 2025 mereka di kisaran 0,5 hingga 1,5 persen, baik untuk inflasi inti maupun inflasi umum, tetapi menambahkan: "Prospek inflasi pada kuartal-kuartal mendatang rentan terhadap risiko positif maupun negatif."
Inflasi bisa lebih tinggi dari perkiraan jika guncangan geopolitik menyebabkan kenaikan mendadak dalam biaya impor energi dan pengiriman, kata mereka.
"Sebaliknya, jika pertumbuhan global dan domestik lebih lambat dan lebih lemah dari yang diantisipasi, inflasi inti bisa tetap rendah untuk waktu yang lebih lama."
Dalam keputusannya pada 30 Juli, MAS mempertahankan pengaturan kebijakannya, setelah dua pelonggaran berturut-turut pada Januari dan April.
Dalam jangka pendek, inflasi impor Singapura "seharusnya tetap moderat" karena harga minyak global terus menurun dan kenaikan harga komoditas pangan diperkirakan akan tetap terkendali, kata MTI dan MAS.
Konflik perdagangan yang sedang berlangsung dapat menimbulkan inflasi bagi beberapa negara, tetapi dampaknya terhadap harga impor Singapura kemungkinan akan diimbangi oleh efek disinflasi dari melemahnya permintaan, tambah mereka.
Di dalam negeri, biaya tenaga kerja per unit diperkirakan akan menurun karena pertumbuhan upah nominal yang lebih lambat dan peningkatan produktivitas tenaga kerja. Subsidi pemerintah yang lebih tinggi untuk layanan penting juga akan terus meredam inflasi jasa. (end/Bussinesstimes.com)