BCA Sekuritas
    langen
    Daily News

    ICP OKTOBER TURUN JADI 63,62 DOLAR AS PER BAREL

    Published On

    21 November 2025

    32450285

    IQPlus, (21/11) - Rata-rata minyak mentah Indonesia pada bulan Oktober 2025 mengalami penurunan sebesar 3,19 dolar AS per barel, dari 66,81 dolar AS per barel pada September 2025 menjadi 63,62 dolar AS per barel.

    "Penurunan ketegangan geopolitik timur tengah dengan tercapainya gencatan senjata antara Israel dengan Hamas telah menurunkan kekhawatiran pasar pada kelancaran pasokan minyak dari timur tengah, turut mempengaruhi penurunan harga minyak mentah," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman, dikutip melalui laman resmi Ditjen Migas yang diakses dari Jakarta, Jumat.

    Penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional dipengaruhi oleh kesepakatan negara-negara OPEC+ yang merencanakan peningkatan suplai minyak untuk November 2025 sebesar 137 ribu barel per hari, di tengah kekhawatiran pasar atas kelebihan pasokan minyak global.

    Penetapan ICP Oktober 2025 sebesar 63,62 dolar AS per barel, tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 351.K/MG.01/MEM.M/2025 tentang Harga Minyak Mentah Bulan Oktober 2025 tanggal 10 November 2025.

    Lebih lanjut, Laode menjelaskan terkait pasokan minyak mentah dunia, berdasarkan laporan OPEC, produksi minyak mentah DoC pada bulan September meningkat sebesar 630 ribu barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya, dengan rata-rata 43,05 juta barel per hari.

    Selain itu, IEA melaporkan bahwa pengolahan minyak mentah global diperkirakan mencapai titik terendah musiman sebesar 81,6 juta barel per hari pada bulan Oktober, hampir 4 juta barel per hari di bawah level rekor pengolahan pada bulan Juli.

    Rendahnya pengolahan minyak mentah dikarenakan pemeliharaan berkala kilang minyak terutama di kawasan belahan bumi bagian utara.

    "Faktor lain yang mempengaruhi penurunan minyak mentah bulan Oktober 2025 adalah tren peningkatan nilai tukar mata uang US dolar terhadap mata uang utama Dunia di bulan Oktober turut menekan harga minyak dunia,"kata Laode. (end/ant)