HARGA NAIK, PERMINTAAN EMAS UNTUK MUSIM PERAYAAN INDIA MELEMAH
Share via
Published On
15 September 2025
1757925902587146
IQPlus, (15/9) - Permintaan emas di India pada musim perayaan ini diperkirakan akan lebih lemah dibandingkan tahun lalu, karena harga yang mencapai rekor tertinggi kemungkinan akan membatasi pembelian perhiasan, melebihi kenaikan moderat dalam permintaan investasi.
Melemahnya permintaan di negara konsumen emas terbesar kedua di dunia ini dapat membatasi reli harga global, yang mencapai rekor tertinggi minggu lalu. Namun, permintaan impor emas yang lesu dapat membatasi defisit perdagangan India dan mendukung rupee.
Harga emas lokal, yang mencapai rekor tertingginya di 109.840 rupee per 10 gram minggu lalu, telah naik 42 persen sejak awal tahun, setelah naik 21 persen pada tahun 2024.
"Konsumen memiliki anggaran tetap, dan anggaran tersebut tidak dapat mengimbangi kenaikan harga. Kami memperkirakan permintaan akan turun sekitar 10-15 persen dalam volume," ujar Amit Modak, CEO PN Gadgil and Sons, di sela-sela Konferensi Emas India di New Delhi.
Masyarakat India akan merayakan Dussehra dan Diwali pada bulan Oktober, festival di mana membeli emas dianggap membawa keberuntungan.
Kuartal Desember biasanya menyumbang sekitar sepertiga dari penjualan emas India, karena bertepatan dengan dimulainya musim pernikahan dan festival.
Permintaan emas pada kuartal Desember tahun lalu mencapai 265,8 metrik ton, didorong oleh koreksi harga menjelang musim liburan setelah New Delhi memangkas bea masuk logam mulia tersebut dari 15 persen menjadi 6 persen dalam upaya mengatasi penyelundupan.
Sentimen konsumen telah membaik dalam beberapa minggu terakhir meskipun harga naik, dan secara nilai, permintaan akan tetap jauh lebih tinggi meskipun volume menurun, kata Sachin Jain, CEO World Gold Council India.
Selain itu, permintaan investasi, terutama melalui reksa dana yang diperdagangkan di bursa (ETF), telah meningkat karena emas memberikan imbal hasil yang lebih baik daripada kelas aset pesaing, tambah Jain. (end/Reuters)
Related Research
News Related