BCA Sekuritas
    langen
    Daily News

    HARGA MINYAK NAIK 1% PADA AWAL PERDAGANGAN SENIN

    Published On

    06 October 2025

    1759709916249789

    IQPlus, (6/10) - Harga minyak naik sekitar 1% pada perdagangan awal hari Senin setelah OPEC+ mengumumkan peningkatan produksi bulanan yang lebih moderat dari perkiraan, meredakan beberapa kekhawatiran tentang penambahan pasokan.

    Harga minyak mentah Brent naik 63 sen, atau 1%, menjadi $65,16 per barel pada pukul 23.10 GMT, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS berada di $61,46, naik 58 sen, atau 1%.

    "Kenaikan harga terutama didorong oleh keputusan OPEC+ untuk menaikkan produksi lebih rendah dari perkiraan bulan depan karena kelompok tersebut bermaksud untuk meredam kemerosotan pasar minyak baru-baru ini," kata analis independen Tina Teng.

    "Namun, harga minyak mentah kemungkinan akan tetap lemah karena prospek ekonomi global yang suram," tambahnya.

    Pada hari Minggu, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) bersama Rusia dan beberapa produsen kecil mengatakan akan meningkatkan produksi mulai November sebesar 137.000 barel per hari (bph), peningkatan bulanan yang sama moderatnya seperti pada bulan Oktober, di tengah kekhawatiran yang terus berlanjut atas kemungkinan kelebihan pasokan.

    Menjelang pertemuan tersebut, beberapa sumber mengatakan Rusia menganjurkan peningkatan produksi sebesar 137.000 bph untuk menghindari tekanan pada harga, tetapi Arab Saudi lebih suka menggandakan, melipatgandakan, atau bahkan melipatgandakan angka tersebut untuk mendapatkan kembali pangsa pasar lebih cepat.

    "Keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi sebesar 137.000 barel per hari pada bulan November dapat dikelola mengingat meningkatnya gangguan pasokan akibat pengetatan sanksi oleh AS dan Eropa terhadap Rusia dan Iran," ujar analis ANZ dalam sebuah catatan pada hari Senin.

    "Sementara itu, Ukraina terus mengintensifkan serangannya terhadap fasilitas energi Rusia, menargetkan kilang Kirishi, salah satu kilang terbesar Rusia, dengan kapasitas pemrosesan tahunan melebihi 20 juta ton," tambah para analis. (end/Reuters)