BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    GUBERNUR BANK RAKYAT TIONGKOK PERINGATKAN RISIKO STABLECOIN

    Terbit Pada

    28 October 2025

    30041569

    IQPlus, (28/10) - Gubernur Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) Pan Gongsheng memperketat peringatan tentang risiko seputar stablecoin, karena token digital yang biasanya dipatok dengan mata uang fiat ini memicu kekhawatiran yang lebih besar di kalangan pejabat di seluruh dunia.

    Pan mengatakan dalam sebuah forum di Beijing pada hari Senin (27 Oktober) bahwa Tiongkok akan terus mengembangkan mata uang digital yang didukung negara. Namun, ia menegaskan kekhawatiran yang dirasakan PBOC terkait stablecoin, merujuk pada "pandangan umum" yang didengarnya pada pertemuan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia di Washington awal bulan ini dari para bankir sentral dan menteri keuangan lainnya.

    "Sebagai sebuah aktivitas keuangan, stablecoin saat ini gagal memenuhi persyaratan dasar untuk identifikasi pelanggan dan anti-pencucian uang secara efektif, memperburuk celah dalam regulasi keuangan global, seperti pencucian uang, transfer dana lintas batas ilegal, dan pendanaan teroris,"ujarnya.

    Pertumbuhan pesat stablecoin dan meningkatnya keterkaitannya dengan keuangan arus utama telah memicu serangkaian peringatan dari regulator, pengawas, dan lembaga seperti Bank for International Settlements (BIS).

    Pendekatan yang lebih hati-hati terhadap mata uang kripto sejauh ini telah berlaku di Tiongkok, setelah adanya tanda-tanda sebelumnya bahwa Beijing mungkin mempertimbangkan penggunaan stablecoin untuk pembayaran lintas batas. Menyusul langkah AS tahun ini untuk menetapkan dasar regulasi bagi stablecoin berbasis dolar AS, beberapa pakar di Tiongkok berpendapat bahwa mata uang digital yang dipatok terhadap yuan sebaiknya diadopsi.

    Namun, Pan memperingatkan bahwa stablecoin masih dalam tahap awal pengembangan dan mengatakan pandangan yang berlaku menunjukkan bahwa mata uang digital tersebut telah "menumbuhkan atmosfer spekulasi pasar yang kuat". Hal ini "meningkatkan kerapuhan sistem keuangan global dan berdampak pada kedaulatan moneter beberapa negara berkembang", ujarnya.

    Bank sentral akan berupaya mengendalikan risiko keuangan yang berasal dari ekonomi riil, pasar, lembaga-lembaga utama, serta perubahan di luar negeri dengan lebih baik, menurut Pan.

    PBOC telah meningkatkan dukungannya terhadap pasar saham selama setahun terakhir, dengan memperkenalkan dua kebijakan moneter struktural untuk meningkatkan likuiditas. Kebijakan ini juga membantu unit dana kekayaan negara Tiongkok untuk bertindak sebagai mekanisme "kuasi-stabilitas" yang membantu melawan fluktuasi pasar yang besar.

    PBOC akan terus mengoptimalkan perangkatnya untuk menjaga stabilitas keuangan, kata Pan. Bank sentral juga sedang menjajaki pengaturan untuk menyediakan likuiditas bagi lembaga keuangan non-bank dalam skenario tertentu, ujarnya.

    Pan juga mengatakan bahwa bank sentral berencana untuk memperkenalkan kebijakan baru bagi individu untuk memperbaiki catatan kredit pribadi mereka pada awal tahun depan.

    "Dalam beberapa tahun terakhir, akibat peristiwa force majeure seperti pandemi Covid-19, beberapa individu gagal membayar utang mereka," ujarnya. "Meskipun mereka kemudian telah melunasi utang secara penuh, catatan kredit yang dihasilkan terus memengaruhi kehidupan finansial mereka." (end/Bloomberg)