BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    EKSPOR VIETNAM KE AMERIKA TURUN 2% PADA AGUSTUS

    Terbit Pada

    09 September 2025

    1757409176915246

    IQPlus, (9/9) - Ekspor Vietnam ke Amerika Serikat turun 2% pada bulan Agustus dibandingkan Juli menjadi $13,94 miliar, data bea cukai Vietnam menunjukkan pada hari Selasa, seiring dengan diberlakukannya tarif 20% untuk pengiriman ke Amerika Serikat.

    Impor dari Tiongkok juga turun 2% pada bulan Agustus dibandingkan Juli, ungkap Departemen Bea Cukai. Pemerintahan Trump telah berulang kali menuduh Vietnam digunakan sebagai pusat transshipment untuk barang-barang Tiongkok yang ditujukan ke Amerika Serikat.

    Selama delapan bulan pertama tahun 2025, pengiriman Vietnam ke Amerika Serikat naik 26,4% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi $99,05 miliar, menurut laporan tersebut, yang memberikan rincian perdagangan dengan masing-masing negara setelah angka agregat dirilis pada akhir pekan.

    Amerika Serikat, pasar terbesar Vietnam,memberlakukan tarif 20% mulai 7 Agustus, sementara transshipment dari negara ketiga melalui Vietnam dikenakan tarif sebesar 40%.

    Dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, ekspor ke AS pada bulan Agustus naik 18,33%, menurut laporan tersebut.

    Data menunjukkan Vietnam masih sangat bergantung pada impor bahan dan peralatan dari Tiongkok untuk industri manufakturnya. Selama delapan bulan pertama tahun 2025, impor dari Tiongkok naik 27% dari tahun sebelumnya menjadi $117,93 miliar, menurut laporan tersebut.

    Oxford Economics pada hari Senin memperingatkan bahwa pertumbuhan ekspor Vietnam diperkirakan akan terus melambat akibat tarif, sementara Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan PDB menjadi 6,6% dari 6,8%, dengan mengatakan bahwa ekonomi yang didorong oleh ekspor diperkirakan akan melambat selama sisa tahun 2025.

    Pemerintah menargetkan pertumbuhan PDB sebesar 8,3%-8,5% tahun ini. Pada hari Senin, Perdana Menteri Pham Minh Chinh menyebut target tersebut "sulit", dan menambahkan bahwa "kita harus mencapainya, betapapun sulitnya." (end/Reuters)