BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    DIMINTAI PENJELASAN, ALAMTRI MINERALS (ADMR) UNGKAP ALASAN LONJAKAN PERSEDIAAN BATU BARA

    Terbit Pada

    14 October 2025

    1760406978530553

    IQPlus, (14/10) -PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) memberikan tanggapan resmi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait permintaan klarifikasi atas peningkatan signifikan persediaan batu bara serta perkembangan tiga anak usahanya yang masih dalam tahap pengembangan operasi produksi. Penjelasan ini disampaikan melalui surat tanggapan bernomor 130-JKT/AMI-CS/MP-L/X/25 yang dikirimkan oleh Sekretaris Perusahaan ADMR, Mahardika Putranto.

    Dalam surat tersebut, manajemen menjelaskan bahwa kenaikan persediaan batu bara metalurgi di anak usaha PT Maruwai Coal (MC) dan PT Lahai Coal (LC) bukan disebabkan oleh penurunan permintaan, melainkan merupakan bagian dari strategi logistik operasional. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi kondisi Sungai Barito yang menjadi jalur utama pengangkutan batu bara metalurgi.

    "Peningkatan produksi dilakukan untuk menjaga kontinuitas pasokan dan bukan terkait kebutuhan smelter aluminium PT Kalimantan Aluminium Industry," jelas manajemen ADMR. Batu bara metalurgi dari MC dan LC memang digunakan untuk industri baja, bukan untuk proyek aluminium.

    ADMR juga menegaskan bahwa kapasitas penyimpanan di area tambang dan pelabuhan telah memadai sesuai target produksi. MC dan LC menerapkan kebijakan rotasi stok serta pemantauan rutin guna menjaga kualitas batu bara metalurgi di setiap stockpile.

    Selain menjawab isu stok, Perseroan turut mengungkapkan perkembangan tiga anak usahanya yang belum beroperasi, yakni PT Juloi Coal (JC), PT Kalteng Coal (KC), dan PT Sumber Barito Coal (SBC). Ketiganya saat ini tengah menjalankan kajian teknis dan eksplorasi lanjutan untuk memastikan kelayakan infrastruktur dan peningkatan cadangan batu bara. Ketiga entitas tersebut telah memegang seluruh izin yang diperlukan, termasuk PKP2B, AMDAL, serta RKAB dari Kementerian ESDM.

    Manajemen menyebut bahwa sebagian besar aset anak usaha tersebut berupa biaya eksplorasi dan evaluasi cadangan batu bara metalurgi, serta kas operasional. Hingga kini, ADMR menilai tidak terdapat indikasi penurunan nilai aset (impairment) karena kegiatan eksplorasi masih berlanjut. Pendanaan eksplorasi akan diutamakan menggunakan kas internal Perseroan.

    Lebih lanjut, ADMR mengakui bahwa tantangan terbesar bagi ketiga anak usaha tersebut terletak pada lokasi tambang yang terpencil serta keterbatasan infrastruktur pendukung. Meski demikian, Perseroan berkomitmen untuk mempersiapkan seluruh konsesi secara bertahap dan prudent guna memastikan kelangsungan produksi jangka panjang. Hingga saat ini, ADMR menegaskan tidak terdapat informasi material lain yang belum diungkapkan kepada publik.(end)