BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    DEAL DENGAN AS DONGKRAK SAHAM PERUSAHAAN LOGAM PENTING AUSTRALIA

    Terbit Pada

    21 October 2025

    29331106

    IQPlus, (21/10) - Saham beberapa perusahaan logam dan tanah jarang penting terbesar di Australia melonjak pada hari Selasa menyusul pengumuman kesepakatan mineral besar-besaran antara Washington dan Canberra senilai hingga $8,5 miliar.

    Perjanjian tersebut yang ditandatangani oleh Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada hari Senin mencakup pendanaan untuk berbagai proyek yang bertujuan meningkatkan pasokan material utama yang digunakan dalam manufaktur pertahanan dan ketahanan energi.

    Saham Lynas Rare Earths, produsen tanah jarang terbesar di Australia berdasarkan kapitalisasi pasar, melonjak sekitar 4,7% pada awal perdagangan Asia. Penambang pasir mineral Iluka Resources naik lebih dari 9% sementara produsen litium Pilbara Minerals naik sekitar 5%.

    Penambang tanah jarang kecil lainnya juga mencatat keuntungan, dengan VHM melonjak sekitar 30%, sementara Northern Minerals melonjak lebih dari 16%. Sementara itu, Latrobe Magnesium, produsen utama magnesium logam penting Australia, naik hampir 47%.

    Alcoa, yang terdaftar di NYSE, yang sedang mengembangkan proyek di Australia Barat untuk memulihkan dan memurnikan logam galium yang penting, diidentifikasi sebagai salah satu dari dua proyek prioritas dalam kesepakatan mineral baru tersebut. Washington akan melakukan investasi ekuitas dalam inisiatif tersebut.

    Saham Alcoa, yang juga diperdagangkan di Bursa Efek Australia melalui CHESS Depositary Interests, naik hampir 10%.

    Tanah jarang dan logam penting sangat penting untuk produk-produk teknologi tinggi seperti kendaraan listrik, semikonduktor, dan peralatan pertahanan.

    Tiongkok, pemimpin global dalam produksi tanah jarang dan banyak mineral penting lainnya, telah memperketat kontrol ekspor bahan-bahan tersebut di tengah perang dagang dengan AS, yang mempercepat upaya internasional untuk mendiversifikasi rantai pasokan global.

    Albanese mengatakan kedua negara masing-masing akan berkontribusi $1 miliar selama enam bulan ke depan untuk proyek-proyek yang "segera tersedia."

    Namun, lembar fakta Gedung Putih kemudian menyatakan bahwa Washington dan Canberra akan berinvestasi lebih dari $3 miliar dalam proyek-proyek mineral penting selama periode yang sama, yang menggambarkan perjanjian tersebut sebagai sebuah "kerangka kerja." Gedung Putih juga menyatakan bahwa Bank Ekspor-Impor Amerika Serikat akan menerbitkan tujuh surat minat untuk pembiayaan lebih dari $2,2 miliar, yang berpotensi membuka total investasi hingga $5 miliar. (end/CNBC)