BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    DANANTARA TUNJUK TANGAN, SIAP GELONTORKAN USD 1,84 MILIAR UNTUK GARUDA INDONESIA

    Terbit Pada

    07 October 2025

    1759823750552403

    IQPlus, (7/10) - Pasca restrukturisasi penyelamatan pada 2022, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mencatat sejumlah capaian penting. Perusahaan berhasil menurunkan utangnya dan memperbaiki posisi ekuitas. Dari sisi operasional, Garuda melakukan optimalisasi jaringan rute, rasionalisasi armada dan tipe pesawat, renegosiasi kontrak sewa pesawat, serta memperkuat pendapatan dari segmen kargo dan layanan pendukung (ancillary).

    Namun, Garuda masih menghadapi sejumlah kendala besar dalam proses transformasi menuju perusahaan yang sehat. Beberapa tantangan utama antara lain: belum terealisasinya rights issue tahap kedua, ekuitas yang belum positif sehingga akses pendanaan masih dibatasi, meningkatnya biaya maintenance pesawat, tidak terlibatnya anak usaha (Citilink) dalam restrukturisasi, dan pemulihan trafik penumpang yang berjalan lebih lambat dari perkiraan.

    Restrukturisasi lanjutan sudah mendapatkan dukungan dari pemerintah. Surat Menteri BUMN No. S.373/MBU/06/2025 tertanggal 23 Juni 2025 menyetujui rencana restrukturisasi berdasarkan persetujuan Presiden No. B.299/M/D.1/HK.02.02/06/2025. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi auditan per 30 Juni 2025, Garuda mencatat modal kerja bersih negatif sebesar USD 1,496 miliar. Liabilitas mencatat USD 8,010 miliar sedangkan aset hanya USD 6,514 miliar dengan rasio liabilitas terhadap aset sebesar 123 persen.

    Melihat kondisi keuangan ini, sampai saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dijadwalkan pada 12 November 2025, Garuda masih berada dalam kondisi modal kerja negatif dan liabilitas melebihi 80% aset. Merujuk Pasal 3 huruf a dan Pasal 8B huruf b POJK No. 14/2019, perusahaan dapat melaksanakan Penambahan Modal melalui Hak Memesan Terlebih Dahulu (PMTHMETD) melebihi 10% dari modal disetor.

    Tujuan utama pelaksanaan PMTHMETD ini antara lain: memperbaiki nilai ekuitas konsolidasi, memperkuat likuiditas, mengurangi liabilitas, dan memperbaiki kondisi keuangan guna memastikan kelangsungan usaha di masa depan. Strategi ini penting mengingat Garuda memiliki peranan vital dalam konektivitas nasional dan sebagai salah satu bisnis strategis di Indonesia.

    Dana yang dihimpun dari PMTHMETD, termasuk setoran modal tunai dan konversi pinjaman pemegang saham senilai USD 1,846 miliar (sebelum dikurangi biaya transaksi), akan digunakan untuk modal kerja, operasional, ekspansi armada, serta peningkatan modal pada Citilink. Persentasi alokasi dana: 29% untuk operasional Garuda, 37% untuk modal kerja Citilink, 22% untuk ekspansi armada, dan 12% untuk pembayaran utang bahan bakar Citilink periode 2019.2021.

    Pelaksanaan PMTHMETD akan dilakukan oleh PT Danantara Asset Management (Persero) atau DAM yang akan menyuntikkan dana tunai hingga USD 1,441 miliar melalui pengambilan saham baru yang diterbitkan dalam skema ini. Namun, semua langkah ini harus mendapat persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB, termasuk perubahan modal dasar dan perubahan Anggaran Dasar Perseroan.

    Proyeksi dampak keuangan dari pelaksanaan PMTHMETD menunjukkan perbaikan signifikan. Contohnya, kas dan setara kas akan meningkat seiring penyetoran dana, sehingga current ratio yang sebelumnya hanya 0,44x diperkirakan naik menjadi 1,53x. Struktur permodalan pun akan membaik, dengan rasio kewajiban terhadap modal (debt to equity) bergeser dari posisi negatif menjadi sekitar 21,74 kali (asumsi tidak ada perubahan kewajiban dan komponen modal lainnya).

    Manajemen menyebut bahwa PMTHMETD akan memperkuat neraca konsolidasi, memberikan lapangan bagi perusahaan untuk melanjutkan fokus pada operasional, restrukturisasi lebih lanjut, dan menstabilkan bisnis di tengah tekanan global dan persaingan industri penerbangan. (end)