BCA Sekuritas
    langen
    Daily News

    CHAIRMAN UBS : SWISS SEDANG ALAMI "KRISIS IDENTITAS" DI DUNIA PERBANKAN

    Category

    International News

    Published On

    04 November 2025

    30739014

    IQPlus, (4/11) - Chairman UBS Colm Kelleher pada hari Selasa mengatakan Swiss sedang mengalami "krisis identitas" terkait perannya di dunia perbankan.

    Kelleher, berbicara di KTT investasi para pemimpin keuangan global di Hong Kong, mengatakan negara Eropa tempat UBS berkantor pusat menghadapi persaingan di pasar manajemen kekayaan global dari pusat-pusat seperti Hong Kong dan Singapura untuk pertama kalinya.

    Industri farmasi Swiss juga terkikis akibat perundingan tarif, katanya.

    "Swiss berada di persimpangan jalan karena menghadapi beberapa tantangan besar," kata Kelleher.

    Pernyataannya muncul ketika bank Swiss tersebut sedang mempertimbangkan pemindahan kantor pusatnya dari negara tersebut sejak pemerintah mengusulkan aturan permodalan baru.

    Pemerintah Swiss mengusulkan langkah-langkah reformasi pada bulan Juni yang memperkirakan UBS sebagai satu-satunya bank global yang tersisa di Swiss, dengan neraca sekitar dua kali lipat ukuran perekonomian harus mengkapitalisasi anak perusahaan asingnya sebesar 100%, bukan 60% seperti saat ini, untuk menutupi potensi kerugian di luar negeri.

    Reuters melaporkan pada bulan Juli bahwa tinjauan oleh UBS yang meninjau perencanaan kontingensi menyimpulkan bahwa London adalah salah satu pilihan terbaik untuk lokasi alternatif jika bank tersebut mencoba pindah.

    Kelleher mengatakan Swiss mengambil langkah sebaliknya dibandingkan dengan AS yang memiliki regulasi efektif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, mengkritik regulator atas pembatasan berlebihan di sektor perbankan yang mendorong produk-produk ke sektor perbankan bayangan.

    "Kita mulai melihat arbitrase lembaga pemeringkat yang sangat besar dalam bisnis asuransi," kata Kelleher, merujuk pada pasar asuransi AS, dan memperingatkan bahwa itulah yang salah dalam krisis subprime tahun 2007. (end/Reuters)