CEO INTEL DIJADWALKAN KUNJUNGI GEDUNG PUTIH SENIN
Share via
Published On
10 August 2025
22225009
IQPlus, (11/8) - CEO Intel, Lip-Bu Tan dijadwalkan mengunjungi Gedung Putih pada hari Senin setelah Presiden AS Donald Trump menyerukan pemecatannya pekan lalu, Wall Street Journal melaporkan pada hari Minggu, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Reuters tidak dapat segera mengonfirmasi laporan tersebut. Intel dan Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Tan diperkirakan akan berbincang panjang lebar dengan Trump sambil menjelaskan latar belakang pribadi dan profesionalnya, menurut laporan tersebut, seraya menambahkan bahwa ia dapat mengusulkan cara-cara agar Intel dan pemerintah AS dapat bekerja sama.
Tan berharap mendapatkan persetujuan Trump dengan menunjukkan komitmennya kepada AS dan menjamin pentingnya menjaga kemampuan manufaktur Intel sebagai isu keamanan nasional, tambah laporan tersebut.
Pekan lalu, Trump menuntut pengunduran diri Tan segera, menyebutnya "sangat berkonflik" karena hubungannya dengan perusahaan-perusahaan Tiongkok dan menimbulkan keraguan tentang rencana untuk membalikkan keadaan ikon cip Amerika yang sedang berjuang tersebut.
Tan mengatakan ia sependapat dengan komitmen presiden untuk memajukan keamanan nasional dan ekonomi AS.
Intervensi Trump menandai kejadian langka di mana seorang presiden AS secara terbuka menyerukan pemecatan seorang CEO dan memicu perdebatan di kalangan investor.
Reuters melaporkan secara eksklusif pada bulan April bahwa Tan menginvestasikan setidaknya US$200 juta di ratusan perusahaan manufaktur dan cip canggih Tiongkok, beberapa di antaranya terkait dengan militer Tiongkok.
Tan, seorang eksekutif bisnis Tionghoa-Amerika kelahiran Malaysia, juga menjabat sebagai CEO Cadence Design dari tahun 2008 hingga Desember 2021, di mana produsen perangkat lunak desain cip tersebut menjual produknya ke sebuah universitas militer Tiongkok yang diyakini terlibat dalam simulasi ledakan nuklir.
Bulan lalu, Cadence setuju untuk mengaku bersalah dan membayar lebih dari US$140 juta untuk menyelesaikan tuntutan AS atas penjualan tersebut, yang pertama kali dilaporkan Reuters. (end/Reuters)