BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    CADANGAN MINYAK SAWIT MALAYSIA DIPERKIRAKAN AKAN TURUN

    Terbit Pada

    29 September 2025

    1759134344663572

    IQPlus, (29/9) - Cadangan minyak sawit Malaysia diperkirakan akan menurun dalam beberapa bulan mendatang, mengakhiri tahun ini di sekitar 1,7 juta metrik ton, karena perlambatan produksi musiman bertepatan dengan peningkatan ekspor untuk memenuhi permintaan musim liburan, kata regulator industri.

    Penurunan stok yang diperkirakan terjadi di produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia ini dapat mendukung harga acuan berjangka, yang baru-baru ini tertekan karena pasokan minyak kedelai pesaing yang lebih murah.

    "Produksi perlahan menurun, dan kami memperkirakan ekspor akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang karena permintaan musim liburan," ujar Ahmad Parveez Ghulam Kadir, direktur jenderal Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB), pada Senin (29 September).

    Produksi minyak sawit Malaysia biasanya menurun menjelang akhir tahun setelah kuartal September yang kuat. Stok minyak sawit di Malaysia naik 4,18 persen secara bulanan pada bulan Agustus menjadi 2,2 juta ton, tertinggi sejak Desember 2023, menurut data dari MPOB.

    Harga minyak sawit telah tertekan dalam beberapa pekan terakhir karena penurunan tajam harga minyak kedelai yang membuatnya lebih mahal. Hal ini mendorong pembeli minyak sawit terbesar, India, untuk meningkatkan pembelian minyak kedelai untuk beberapa bulan mendatang.

    Meskipun demikian, harga minyak sawit kemungkinan akan tetap kuat dalam beberapa bulan mendatang karena ketidakpastian pasokan Indonesia, kata Kadir.

    Ekspor dari Indonesia dapat terdampak oleh usulan penerapan program biodiesel B50 dan penyitaan perkebunan kelapa sawit oleh pemerintah, ujarnya.

    Indonesia saat ini mewajibkan kandungan minyak sawit sebesar 40 persen dalam biodiesel dan berencana untuk meningkatkannya menjadi 50 persen mulai tahun depan.

    Indonesia telah menyerahkan 674.178 hektar perkebunan kelapa sawit kepada perusahaan negara Agrinas Palma Nusantara awal bulan ini, sehingga total luas lahan yang diberikan kepada perusahaan tersebut menjadi 1,5 juta hektar.

    Penanaman kembali kelapa sawit di Malaysia berjalan lambat, dan untuk mempercepatnya, MPOB telah mendesak pemerintah untuk meningkatkan alokasi menjadi RM280 juta untuk tahun 2026, naik dari RM100 juta tahun ini, katanya. (end/Reuters)