BULOG PERCEPAT PEMBENAHAN PASCAPANEN
Share via
Category
Business Economics
Published On
20 November 2025
32331974
IQPlus, (20/11) - Perum BULOG tengah menyiapkan langkah strategis untuk melindungi sekaligus menguatkan lebih dari 160.000 penggilingan padi kecil di seluruh Indonesia.
Upaya ini dilakukan melalui pembangunan 100 gudang baru hingga 2026, termasuk di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), sebagai pusat ekosistem pascapanen yang terintegrasi.
Langkah tersebut merupakan tindak lanjut dari riset disertasi Direktur Utama BULOG, Letjen TNI (Purn) Ahmad Rizal Ramdhani, yang menyoroti besarnya potensi kerugian akibat fragmentasi sistem pascapanen.
"Penggilingan padi kecil adalah jantung ketahanan pangan kita. Mereka yang menopang ketahanan pangan di level akar rumput tidak boleh tergilas oleh persaingan yang tidak sehat dan keterbatasan akses,"tegas Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam kesempatan sebagai penguji disertasi Sekolah Pascasarjana Pembangunan Berkelanjutan Universitas Indonesia yang dipimpin oleh Prof. Dr. Drs. Supriatna, M.Si., M.T.
Dalam kesempatan itu, Andi Amran menegaskan pula komitmen pemerintah untuk melindungi pelaku usaha kecil melalui kebijakan yang berpihak.
Sidang disertasi tertutup berjudul "Transformasi Tata Kelola Kolaboratif Pascapanen Padi Berkelanjutan di Indonesia" yang telah dipertahankan Ahmad Rizal tanggal 19 November 2025 ini telah menjadi landasan kebijakan nyata.
Sebelum disertasi ini selesai, temuan krusialnya telah mendorong diterbitkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri dan Kepala Lembaga pada 11 November 2025 tentang Penugasan Percepatan Infrastruktur Pascapanen.
Pemerintah juga telah menyiapkan Draft Peraturan Presiden (Perpres) untuk memperkuat payung hukum program ini.
"Kami tidak hanya membangun gudang, tetapi menciptakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan. Gudang-gudang baru BULOG di sentra produksi akan dilengkapi dengan Rice Milling Unit (RMU) dan pengering (dryer) modern. Melalui skema pay-per-use, penggilingan kecil dan petani dapat mengakses teknologi ini tanpa terbebani biaya modal yang besar," jelas Ahmad Rizal. (end)
Related Research
News Related
