BULOG GENCARKAN PEMBERDAYAAN EKONOMI BERBASIS TEMPAT IBADAH

29942240

IQPlus, (27/10) - Perum BULOG terus memperkuat perannya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat sekaligus menjaga ketahanan pangan nasional.

Salah satu langkah nyatanya diwujudkan lewat Program BULOG Pemberdayaan Ekonomi Tempat Ibadah di Kota Semarang.

Inisiatif ini menjadi bagian dari program prioritas Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BULOG di pilar pembangunan ekonomi.

Program tersebut juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) nomor 8, yaitu "Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi" serta termasuk dalam indikator kinerja utama (KPI) TJSL yang diarahkan oleh Kementerian BUMN.

Melalui program ini, BULOG berupaya mendorong lembaga dan organisasi keagamaan agar berdaya secara ekonomi dengan bergabung dalam jaringan Rumah Pangan Kita (RPK) sebagai mitra penjualan produk pangan BULOG, sekaligus membangun kemandirian ekonomi berbasis komunitas dan tempat ibadah.

Dalam pelaksanaannya, BULOG menggandeng Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Semarang, yang merekomendasikan 15 lembaga keagamaan untuk menerima bantuan modal usaha pendirian RPK baru.

Setiap penerima memperoleh paket modal senilai Rp5,5 juta, berisi produk pangan BULOG, rak display, spanduk, identitas RPK, serta pelatihan dasar kewirausahaan.

Mereka akan menjadi bagian dari jaringan distribusi pangan nasional dan diharapkan aktif melakukan pemesanan ulang produk BULOG secara berkelanjutan.

Penyerahan bantuan secara simbolis dilakukan oleh Direktur SDM dan Umum Perum BULOG, Sudarsono Hardjosoekarto, disaksikan oleh perwakilan Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Semarang, serta jajaran BULOG Kanwil Jawa Tengah.

Program ini merupakan bagian dari transformasi sosial BULOG yang tidak hanya berfokus pada bisnis pangan, tetapi juga pada pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis komunitas.

"Program BULOG Pemberdayaan Ekonomi Tempat Ibadah merupakan bentuk nyata sinergi antara BUMN, pemerintah daerah, dan lembaga keagamaan untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal yang inklusif dan berkelanjutan,"jelas Sudarsono.(end)