BPS : CPO HINGGA PERHIASAN PENYUMBANG EKSPOR JANUARI-AGUSTUS
Share via
Terbit Pada
01 October 2025
1759301126790374
IQPlus, (1/10) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan sektor industri pengolahan seperti minyak kelapa sawit (CPO), logam dasar bukan besi, kimia dasar organik dari pertanian hingga barang perhiasan masih menjadi penopang utama ekspor pada Januari-Agustus 2025.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah menyebut sektor industri pengolahan menjadi pendorong utama atas peningkatan kinerja ekspor non-migas Januari hingga Agustus 2025 yang tercatat mencapai 185,3 miliar dolar AS, dengan andil sebesar 12,26 persen.
"Ekspor sektor industri pengolahan yang naik cukup besar yaitu minyak kelapa sawit, logam dasar bukan besi, kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian, barang perhiasan dan barang berharga, serta semikonduktor dan komponen elektronik lainnya," kata Habibullah di Jakarta, Rabu.
Nilai ekspor kumulatif Januari-Agustus ini, naik sebesar 7,720 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Nilai ekspor migas tercatat 9,04 miliar dolar AS atau turun 14,14 persen, dan non-migas tercatat naik sebesar 9,15 persen dengan nilai 176,09 miliar dolar AS.
Dilihat dari negara dan kawasan tujuan utama ekspor, nilai ekspor non-migas ke Tiongkok tercatat 40,44 miliar dolar AS, atau naik sebesar 8,68 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Jika dibandingkan secara kumulatif dengan periode yang sama tahun lalu, pada Januari-Agustus 2025, ekspor non-migas ke Amerika Serikat (20,60 miliar dolar AS), India (12,59 miliar dolar AS).
Sementara itu, pada Agustus 2025 nilai ekspor mencapai 24,96 miliar dolar AS atau naik 5,78 persen dibandingkan Agustus 2024.
Nilai ekspor non-migas tercatat senilai 1,07 miliar dolar AS atau turun 10,88 persen. Nilai ekspor non-migas tercatat naik sebesar 6,68 persen dengan nilai 23,89 miliar dolar AS.
Peningkatan nilai ekspor Agustus 2025 secara tahunan terutama didorong oleh kenaikan nilai ekspor non-migas, yaitu pada komoditas lemak dan minyak hewani/nabati naik 51,07 persen dengan andil 5,18 persen.
Selanjutnya, logam mulia dan perhiasan sebesar 34,76 persen dengan andil 1,02 persen, nikel dan barang daripadanya naik sebesar 35,34 persen dengan andil 0,98 persen. (end/ant)