BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    BEI TEGASKAN KOMITMEN PENDALAMAN PASAR KEUANGAN MELALUI GRAND LAUNCHING SPPA REPO

    Kategori

    Ekonomi Bisnis

    Terbit Pada

    01 December 2025

    33455273

    IQPlus, (1/12) - Menandai langkah strategis dalam memperkuat infrastruktur perdagangan surat utang dan pasar uang, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar Grand Launching Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) Repurchase Agreement (Repo) dan Inaugurasi Penyerahan Izin Operasional Penyedia Electronic Trading Platform (ETP) Antarpasar pada hari ini, Senin (1/12) di Main Hall BEI.

    Grand Launching SPPA Repo dan Inaugurasi Izin Penyedia ETP Antarpasar ini juga merupakan tonggak penting dari pendalaman pasar keuangan Indonesia dengan peran langsung SPPA dalam menyediakan perdagangan Pasar Sekunder untuk Instrumen Surat Utang dan Pasar Uang.

    Komitmen ini juga didukung melalui Persetujuan Izin Operasional SPPA sebagai Penyedia ETP Antarpasar oleh Bank Indonesia pada Jumat, 28 November 2025. Persetujuan izin operasional tersebut juga memperkuat posisi SPPA dalam penyelenggaraan layanan transaksi yang dipercaya oleh Bank Indonesia atas instrumen Pasar Uang, yaitu Repo. Dengan persetujuan ini, SPPA menjadi trading platform yang mendapatkan persetujuan baik dari OJK dan juga Bank Indonesia, sebagaimana amanat UUPPSK terkait penyelenggaraan antarpasar antar Otoritas Sektor Keuangan.

    Hal ini juga mencerminkan sinergi, kolaborasi serta komitmen untuk mengembangkan Pasar Keuangan Republik Indonesia.

    Acara ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan utama sektor pasar modal dan pasar uang, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan, dan SelfRegulatory Organization (SRO). Penyelenggaraan acara ini juga didukung oleh Bank Umum, Bank Pembangunan Daerah, Sekuritas dan Asosiasi seperti Asosiasi Pasar Uang dan Valuta Asing Indonesia (APUVINDO), Himpunan Pedagang Surat Utang (HIMDASUN) dan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (ASBANDA).

    Fitur Repo pada SPPA mulai diperkenalkan kepada para pelaku pasar mulai Maret 2025 dan telah menunjukkan performa yang berkembang signifikan. Sejak diimplementasikan di SPPA, transaksi Repo terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Transaksi Repo mencapai Rp642,1 triliun dengan rerata nilai transaksi repo di SPPA mencapai Rp3,4 triliun per hari atau mencapai pangsa pasar interdealer sampai dengan 28%. Bahkan transaksi Repo sempat mencapai nilai tertingginya sebesar Rp23,3 triliun pada 27 November 2025.

    Hal ini mencerminkan transaksi Repo di SPPA berperan penting dalam memenuhi likuiditas harian Perbankan. Dari 39 Pengguna Jasa SPPA secara keseluruhan, 14 Pengguna Jasa SPPA merupakan Pengguna Jasa Repo pilot di SPPA yang terdiri dari Bank Pembangunan Daerah dan Bank Umum. Ke depannya, diharapkan semakin banyak pelaku pasar yang dapat memanfaatkan transaksi Repo di SPPA.

    Direktur Utama BEI Iman Rachman mengapresiasi seluruh regulator dan pelaku pasar yang telah memberikan kontribusi besar sejak tahap konseptual hingga implementasi.

    "Dengan sinergi dan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan, mulai dari regulator hingga pelaku pasar, SPPA menjadikan perdagangan Repo semakin inklusif, memberikan price discovery yang baik serta mengefisiensikan proses post trade perdagangan Repo. SPPA berperan penting dalam pendalaman pasar surat utang dan pasar uang, meningkatkan likuiditas di Pasar Sekunder dan berkontribusi nyata bagi stabilitas sistem keuangan nasional," ujar Iman.

    Grand Launching SPPA Repo dan Inaugurasi Penyerahan Izin Operasional Penyedia ETP Antarpasar menjadi bagian penting dari agenda strategis penguatan pasar modal dan pasar uang di Indonesia. Dengan likuiditas serta transparansi harga yang lebih baik, pasar surat utang dan pasar uang diharapkan semakin efisien dan atraktif bagi perbankan dan pelaku pasar.

    "Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan ekosistem perdagangan surat utang dan pasar uang. Kami siap untuk menjadi sentral ekosistem utama transaksi surat utang dan pasar uang di pasar sekunder Indonesia. Kami percaya dengan kolaborasi yang sangat baik antara regulator dan pelaku pasar, ekosistem pasar keuangan Indonesia yang lebih baik, peningkatan likuiditas serta pendalaman pasar keuangan Indonesia yang lebih baik dapat terwujud." tutup Iman Rachman. (end)