BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    BANK SENTRAL SINGAPURA PERTAHANKAN KEBIJAKAN MONETER

    Terbit Pada

    14 October 2025

    1760403572061706

    IQPlus, (14/10) - Bank sentral Republik Singapura mempertahankan kebijakan moneter untuk kedua kalinya berturut-turut dalam rapat kebijakan triwulanan hari Selasa (14 Oktober), sesuai dengan perkiraan para ekonom sektor swasta.

    Otoritas Moneter Singapura (MAS) menyatakan akan mempertahankan tingkat apresiasi yang berlaku pada pita kebijakan nilai tukar efektif nominal dolar Singapura (S$NEER), tanpa mengubah lebar dan tingkat di mana pita tersebut berada.

    "MAS berada dalam posisi yang tepat untuk merespons secara efektif setiap risiko terhadap stabilitas harga jangka menengah dan akan terus memantau perkembangan ekonomi secara ketat di tengah ketidakpastian lingkungan eksternal," demikian pernyataan MAS.

    S$NEER mendekati puncak rentang kebijakan pada bulan Agustus, tetapi telah mereda dalam beberapa minggu terakhir karena tekanan apresiasi mereda, catat MAS.

    "Secara rata-rata, level S$NEER sejak tinjauan kebijakan bulan Juli serupa dengan tiga bulan sebelumnya."

    Pengumuman hari Selasa sejalan dengan ekspektasi para ekonom. Dalam jajak pendapat Reuters, 10 dari 14 ekonom berpendapat bahwa pengaturan suku bunga tidak akan berubah. Demikian pula, dari 11 ekonom yang disurvei oleh Wall Street Journal, sembilan berpendapat MAS akan mempertahankan pengaturannya.

    Untuk inflasi setahun penuh 2025, MAS mempertahankan prakiraan inflasi inti dan inflasi umum pada kisaran 0,5 hingga 1,5 persen.

    MAS menyatakan bahwa inflasi inti "akan mencapai titik terendah dalam jangka pendek dan naik secara bertahap sepanjang tahun 2026 seiring memudarnya faktor-faktor sementara yang meredam inflasi".

    Langkah terbaru ini diambil setelah bank sentral mempertahankan kebijakan moneternya pada bulan Juli. Sebelumnya, terdapat dua putaran pelonggaran berturut-turut pada pertemuan bulan Januari dan April, yang sedikit mengurangi kemiringan inflasi. (end/bussinesstimes.com)