ASOSIASI BAJA MINTA KETATKAN IMPOR UNTUK PENGUATAN INDUSTRI DOMESTIK
Share via
Published On
15 September 2025
1757898105177462
IQPlus, (15/9) - Ketua Umum IZASI (Indonesia Zinc-Aluminium Steel Industries) Stephanus Koeswandi mendukung penguatan industri baja domestik melalui pemberlakuan kuota impor terbuka untuk produk baja.
"Jadi kuota transparan, sehingga pejabat-pejabat ini, pemangku kepentingan di negara tersebut bisa melihat langsung perlu atau tidaknya impor dilakukan," ujar Stephanus dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Stephanus mengutip data SEAISI (Southeast Asia Iron and Steel Institute) konsumsi baja nasional pada tahun 2024 mencapai 18,58 juta ton, dengan kontribusi produksi domestik sebesar 15,82 juta ton.
Di sisi lain, neraca perdagangan baja masih mengalami ketimpangan signifikan. Volume impor baja, yang didominasi produk hot-rolled, cold-rolled, dan coated products, mampu menembus hingga 8,72 juta ton, jauh melampaui volume ekspor Indonesia yang hanya sebesar 5,96 juta ton.
Dengan demikian, Stephanus menilai penerapan kuota impor terbuka dapat mencegah terganggunya stabilitas rantai pasok nasional bagi industri baja. Lebih lanjut, ia juga berpandangan bahwa impor baja yang tidak diperketat dapat melemahkan daya saing industri baja.
Padahal, terdapat sejumlah potensi penguatan industri baja dalam negeri, terlebih untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen.
Ia menyoroti potensi besar yang dapat menyebabkan baja menjadi tulang punggung pembangunan dan peningkatan ekonomi nasional.
Dengan permintaan baja yang terus meningkat seiring pembangunan infrastruktur, hilirisasi industri, dan pertumbuhan sektor manufaktur, pasar domestik diperkirakan akan tumbuh pesat. Oleh karena itu, pengetatan impor baja dapat memberi kesempatan bagi industri baja domestik untuk memanfaatkan momentum.
"Industri baja dalam negeri merupakan tulang punggung di beberapa sektor strategis, seperti konstruksi, otomotif, dan manufaktur," kata Stephanus.(end/ant)