ASAR SAHAM AS DITUTUP MELEMAH HARI KAMIS
Share via
Published On
26 September 2025
1758845062400114
IQPlus, (26/9) - Pasar saham AS melemah pada hari Kamis, dimana sebagian besar sektor melemah, karena data ekonomi meningkatkan ketidakpastian mengenai prospek penurunan suku bunga.
Data menunjukkan klaim pengangguran awal turun 14.000 menjadi 218.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 20 September. Data lain menunjukkan ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari perkiraan sebelumnya pada kuartal kedua di tengah belanja konsumen dan investasi bisnis yang kuat.
Presiden The Fed Chicago, Austan Goolsbee, mengatakan pada hari Kamis bahwa ia merasa tidak nyaman dengan pemotongan suku bunga yang terlalu cepat, mengingat inflasi merupakan risiko. Komentar dan data tersebut menyusul langkah bank sentral AS pekan lalu yang menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin - pemangkasan pertamanya sejak Desember.
Hal ini juga memberikan indikasi akan adanya pemangkasan suku bunga lebih lanjut, di tengah melemahnya pasar tenaga kerja. Ekspektasi investor terhadap pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps lagi dalam pertemuan The Fed bulan Oktober kini mencapai 83,4 persen, turun dari sekitar 92 persen pada hari Rabu, menurut CME FedWatch Tool.
"Data ekonomi yang dirilis dalam satu atau dua hari terakhir agak membingungkan karena, menurut saya, data tersebut mempertanyakan" seberapa besar The Fed akan memangkas suku bunga lagi dan apakah The Fed perlu memangkas suku bunga lagi tahun ini," kata Peter Tuz, presiden Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia.
Semua sektor di indeks S&P 500, kecuali energi, melemah pada perdagangan sore.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 215,60 poin, atau 0,46 persen, menjadi 45.906,96, S&P 500 turun 42,51 poin, atau 0,64 persen, menjadi 6.595,55, dan Nasdaq Composite turun 159,04 poin, atau 0,71 persen, menjadi 22.338,87.
Selain itu, saham Accenture turun 3 persen, bahkan setelah perusahaan konsultan tersebut melaporkan pendapatan di atas ekspektasi.
Saham CarMax turun 19 persen setelah peritel mobil bekas tersebut melaporkan laba kuartal kedua yang lebih rendah.
Para investor ingin segera mendengar dari lebih banyak perusahaan mengenai hasil kuartalan mereka, terutama dengan valuasi yang dianggap tinggi setelah serangkaian rekor tertinggi baru-baru ini. (end/AFP)
Related Research
News Related