BCA Sekuritas
    langen
    Daily News

    WAMENDAG : PERLUASAN PASAR EKSPOR JADI KUNCI HADAPI TANTANGAN GLOBAL

    Published On

    12 August 2025

    22339653

    IQPlus, (12/8) - Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menegaskan bahwa perluasan pasar ekspor merupakan salah satu strategi prioritas Indonesia dalam menghadapi tantangan global. Menurutnya, strategi ini penting untuk mengurangi ketergantungan pada pasar utama, sekaligus memanfaatkan besarnya populasi dan daya beli di pasar-pasar baru tersebut.

    Penegasan ini disampaikan Wamendag Roro saat menjadi pembicara utama dalam diskusi kelompok terpumpun (focus group discussion/FGD) yang mengusung tema .Potensi Dampak Eskalasi Geopolitik terhadap Indonesia. di Jakarta, hari ini, Senin (11/8).

    FGD tersebut dipandu oleh Wakil Menteri Luar Negeri ArifHavas Oegroseno. Turut menjadi pembicara utama, yaitu Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, dan Deputi Bidang Geopolitik Dewan Pertahanan Nasional Begi Hersutanto.

    "Selain mempertahankan akses pasar yang ada, Indonesia juga terus membuka akses pasar baru. Diversifikasi pasarmerupakankunci untuk mencapai target pertumbuhan ekspor sebesar 7,1 persen di tengah tantangan global," ujar Wamendag Roro.

    Wamendag Roro mengutarakan, Indonesia memiliki 21 perjanjian perdagangan berupa perjanjian perdagangan preferensial (preferential trade agreement/PTA), perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA), dan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (comprehensive economic partnership agreement/CEPA) dengan 30 negara mitra hingga saat ini. Pada 2024, sebanyak 68,05 persen ekspor Indonesia ditujukan ke negara-negara mitra tersebut yang mencakup 26,28 persen produk domestik bruto (PDB) dunia dan 47,56 persen populasi global.

    Wamendag Roro menambahkan, berbagai produk unggulan Indonesia, mulai dari minyak kelapa sawit, tekstil, pakaian jadi, alas kaki, furnitur, hingga produk perikanan dan pertaniantelah memperoleh akses pasar yang lebih luas berkat perjanjian-perjanjian tersebut. Tidak hanya itu, sektor jasa Indonesia kini memiliki peluang yang lebih besar di berbagai negara mitra.

    Pada FGD ini, Wamendag Roro juga menyoroti dinamika perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS). Menurutnya, penurunan tarif impor produk dari 32 persen menjadi 19 persen merupakan capaian penting yang tidak lepas dari peran Presiden RI Prabowo Subianto.

    "Dengan kebijakan tersebut, tarif impor Indonesia termasuk yang rendahdi ASEAN. Hal inimerupakanterobosan yang diharapkan mampu menjadi solusi terbaik bagi pelakuusaha Indonesia,"urai Wamendag Roro. (end)