BCA Sekuritas
    langen
    Daily News

    POTENSI GEOTHERMAL RI MASIH BESAR, FUTR KEBUT PEMBANGUNAN GEOTHERMAL DI JATENG

    Published On

    18 September 2025

    1758183620632023

    IQPlus, (18/9) - Indonesia memiliki potensi sumber daya panas bumi yang besar, mencapai 23.742 Megawatt (MW). Dari jumlah itu, masih terdapat peluang besar pengembangan panas bumi di Indonesia.

    Masih besarnya potensi sumber daya panas bumi di dalam negeri, akan dioptimalkanPTSejahtera Alam Energy yang merupakan anak usaha PT Futura Energi Global Tbk (FUTR) yang saat ini tengah menggarap proyek Geothermal di Wilayah Kerja Panas Bumi atauWKP Baturaden, Jawa Tengah.

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia pada PembukaanIndonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025 di Jakarta mengatakan bahwa, geothermal adalah salah satu sumber energi baru terbarukan, danIndonesia mempunyai cadangan yang cukup besar, terbesar di dunia. Dan dari sini, barukurang lebih sekitar 10 persen yang bisa kita kelola. Artinya masih ada 90% potensi ini.

    "Saat ini Indonesia menempati posisi nomor dua sebagai produsen listrik panas bumi secara global. Dengan kapasitas terpasang listrik dari sumber panas bumi sebesar 2.744Megawatt (MW), posisi Indonesia hanya berada di bawah Amerika Serikat yang memiliki 3.937 MW listrik dari panas bumi," kata Bahlil di JCC, Jakarta, Rabu (17/9/2025).

    Dari besarnya potensi panas bumi di Indonesia, Bahlil meminta untuk segera melakukanlelang Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP). Hal ini sesuai dengan arahan Presiden PrabowoSubianto untuk melakukan reformasi dan percepatan regulasi, demi memberikankepastian dan percepatan bagi para pelaku usaha panas bumi. Sebagai tindak lanjut, Kementerian ESDM menyederhanakan perizinan dan regulasi, yang disinyalir dapat menghambat investasi, untuk mempercepat pemanfaatan panas bumi. Tahun 2024 lalu, Kementerian ESDM telah meluncurkan platform digital untuk pengelolaan panas bumi bernama Genesis. Mulai tahun ini, lelang WKP dilakukan melalui platform Genesis.

    "Salah satu yang tidak disukai investor adalah aturan yang berbelit-belit. Semakin berbelitaturan, semakin tidak disukai oleh investor. Maka program kami waktu satu tahunkemarin adalah memangkas berbagai tahapan regulasi yang menghambat proses percepatan dalam bidang geothermal. Kita memangkas semuanya," ungkap Bahlil.

    Sementara itu, Komisaris Utama Aurora Dhana Nusantara atau Ardhantara Anggara Suryawan menjelaskan bahwa, pihaknya merespons positif atas langkah yang akan diambil Kementerian ESDM untuk memberikan kemudahan dalam membangun geothermal di dalam negeri. Menurutnya, ke depan green energy merupakan suatu keniscayaan. Oleh karenanya, FUTR telah terlebih dahulu menuju dan masuk ke sektor tersebut dan akan memperluas ragam energy baru dan terbarukan seperti solar PV, Fame, LPG dan Green Hydrogen.

    "Karena kita melihat ke depannya itu akan semakin menuju ke green. Dan elektrifikasinyajuga produk-produk green itu mencari produksi listrik yang memang berasal dari green. Sehingga semua proses dari penghasilan listrik sampai menjadi produk itu semuanya green," ujarnya.

    Lebih lanjut, Anggara menambahkan bahwa manajemen FUTR sampai saat ini masihmencari potensi wilayah yang akan dilakukan pembangunan geothermal selain di Baturaden. Tapi, dirinya masih enggan menyebutkan secara detail daerah mana yangbakal digarap. "Kita masih mencari aset-aset lain. Tapi, karena secara timing itu mulai dari identifikasi sampai COD itu kalau geotermal panjang," pungkas Anggara.

    Ia juga menegaskan, untuk menyelesaikan pembangunan proyek geothermal di Baturaden manajemen masih menunggu adanya investor strategis yang siap mendanai proyek tersebut. Diharapkan, dengan selesainya proyek tersebut dapat mendongkrakkinerja keuangan konsolidasi FUTR di tahun 2026. "Dia sudah datang dan berminat untuk investasi di kita. Kita sudah mulai berbicaraagakdetail. Makanya tadi mereka ada berbicara," tutupnya.

    Pada gelaran International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025, Bahlil menyaksikan penandatanganan 7 nota kesepahaman di sector pendidikan/capacitybuilding serta kerja sama komersial antar Badan Usaha (BUMN, Swasta Nasional danLuarNegeri) dalam hal investasi pengembangan teknologi dan komitmen pembiayaan dengan kapasitas 265 MW dengan total investasi sebesar USD1,5 miliar atau setara Rp25 triliun. (end)