BCA Sekuritas
    langen
    Daily News

    KUOTA FLPP NAIK, BTN BIDIK KREDIT TUMBUH 7-9%

    Published On

    10 September 2025

    1757472281904036

    IQPlus, (10/9) - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menargetkan pertumbuhan kredit dapat bergerak di kisaran 7-9% year-on-year (yoy) pada tahun 2025. Hal ini seiring dengan adanya penambahan kuota KPR Subsidi melalui program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) serta dukungan kebijakan pemerintah di sektor perumahan.

    Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, mengatakan bahwa penambahan kuota KPR FLPP menjadi 350.000 unit pada tahun 2025 dari sebelumnya sebanyak 220.000 unit diyakini memberikan ruang tambahan bagi BTN untuk menyalurkan KPR Subsidi. "Pertumbuhan kredit pada 2025 kami harapkan berada di kisaran 7-9% sejalan dengan adanya tambahan kuota KPR FLPP menjadi 350.000 unit pada akhir Juni yang lalu," ujarnya.

    Hingga semester I-2025, BTN membukukan penyaluran kredit dan pembiayaan yang tumbuh 6,8% yoy menjadi Rp376,11 triliun. Pertumbuhan kredit tersebut ditopang penyaluran kredit dan pembiayaan ke sektor perumahan, yang naik 6,2% menjadi Rp317,77 triliun dan sektor non-perumahan (non-housing loan) yang naik 10,5% yoy menjadi Rp58,34 triliun.

    BTN juga membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp9,34 triliun atau naik 55,1% yoy hingga semester I-2025. Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) tercatat naik 139 basis poin (bps) menjadi 4,4% per akhir Juni 2025.

    Atas pencapaian tersebut, BTN berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1,7 triliun pada akhir semester I-2025, bertumbuh double digit sebesar 13,6% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,5 triliun.

    BTN juga akan melaksanakan RUPSLB dalam rangka meminta persetujuan pemegang saham atas pemisahan unit usaha syariah (UUS) dan penggabungan ke Bank Syariah Nasional (BSN) sebagai bank cangkang. "Pada bulan Oktober BTN merencanakan RUPSLB untuk persetujuan pemisahan bisnis syariah secara resmi, sehingga BSN dapat beroperasi secara penuh sebelum tahun 2026," ungkap Nixon. (end)