KEMENPERIN : EKSPOR INDUSTRI PERHIASAN RI LAMPAUI USD4 MILIAR
Share via
Published On
13 October 2025
1760339601432824
IQPlus, (13/10) - Industri perhiasan Indonesia memiliki potensi besar yang perlu terus dikembangkan. Potensi ini didukung oleh kekayaan budaya, keberagaman sumber daya alam seperti emas, perak, dan batu mulia, serta kreativitas tinggi para perajin lokal dalam menghasilkan karya yang memukau.
"Sebagai negara dengan tradisi panjang dalam pembuatan perhiasan, Indonesia mampu melahirkan produk yang tidak hanya diminati pasar domestik, tetapi juga menarik perhatian pasar internasional," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta, Senin (13/10).
Salah satu upaya yang terus didorong oleh Kemenperin dalam pengembangan industri perhiasan adalah memfasilitasi kemudahan akses untuk mempromosikan produk serta memperluas jejaring mereka, baik di tingkat nasional dan maupun global. Misalnya, Kemenperin mendukung penyelenggaraan Surabaya International Jewellery Fair (SIJF) 2025, pameran berskala internasional yang menjadi ajang penting bagi industri perhiasan nasional.
Kegiatan yang digelar oleh Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) ini merupakan penyelenggaraan ke-28 kalinya. Selain menampilkan produk-produk unggulan, SIJF juga menjadi wadah pertemuan antara berbagai pemangku kepentingan industri perhiasan, mulai dari produsen, pemasok bahan baku, supplier, distributor, hingga calon pembeli.
Pada SIJF 2025, Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) turut berpartisipasi dengan memfasilitasi delapan pelaku IKM perhiasan yang telah melalui proses seleksi dan kurasi. Mereka berkesempatan mengikuti pameran yang berlangsung pada 9.12 Oktober 2025 di Surabaya.
Direktur Jenderal IKMA Reni Yanita menyampaikan apresiasi kepada APEPI yang secara konsisten menyelenggarakan pameran perhiasan bertaraf internasional di Indonesia sebanyak tiga kali sepanjang tahun ini, yakni Jakarta International Jewellery Fair (JIJF), Bandung Jewellery Fair (BJF), dan Surabaya International Jewellery Fair (SIJF).
"Pameran ini menjadi sarana penting dalam memperluas akses pasar dan memperkuat promosi produk perhiasan nasional. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan industri perhiasan Indonesia," ujar Reni saat membuka SIJF 2025 di Surabaya, Kamis (9/10).
Menurut Reni, industri perhiasan merupakan sektor bernilai tambah tinggi dengan potensi ekspor yang besar. Kemenperin mencatat, ekspor perhiasan dan barang berharga Indonesia mencapai USD 4,05 miliar pada periode Januari-Juni 2025, meningkat 23% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD 3,29 miliar.
"Pada tahun 2024, pangsa pasar ekspor perhiasan dan barang berharga Indonesia mencapai 2,5% dan menempati posisi ke-12 di dunia, dengan negara tujuan utama seperti Swiss, Hong Kong, India, Uni Emirat Arab (UEA), dan Yordania," ungkapnya.
Reni menambahkan, kinerja positif ini sejalan dengan meningkatnya minat pasar terhadap produk perhiasan emas dalam negeri. Pemerintah pun terus membangun ekosistem yang mendukung penguatan struktur industri perhiasan nasional.
"Salah satu langkah strategis adalah pembentukan Bank Bullion yang diluncurkan pada Februari 2025 oleh Bapak Presiden RI. Bank ini diharapkan dapat memperkuat likuiditas dan akses pembiayaan emas bagi industri, memudahkan perolehan bahan baku, meningkatkan efisiensi rantai pasok, serta memperkokoh daya saing industri perhiasan nasional," jelasnya.
Sebagai pembina sektor industri, Kemenperin terus mengawal implementasi ekosistem Bank Bullion agar dapat memberikan kemudahan bagi pelaku IKM perhiasan, khususnya dalam memperoleh bahan baku emas.
"Kami berharap IKM perhiasan dapat menjadi bagian penting dari ekosistem Bank Bullion yang pada akhirnya turut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," imbuh Reni.(end)
Related Research
News Related