BCA Sekuritas
    langen
    Daily News

    INDEKS NIKKEI KEMBALI DITUTUP DI REKOR TERTINGGI SELASA INI

    Published On

    16 September 2025

    1758008483983646

    IQPlus, (16/9) - Indeks Nikkei Jepang ditutup pada rekor tertinggi untuk hari keempat berturut-turut pada hari Selasa (16 September), karena investor memburu saham-saham terkait chip menjelang keputusan kebijakan penting Federal Reserve AS pada hari Rabu (17 September).

    Indeks Nikkei naik 0,3 persen dan mengakhiri hari di level 44.902,27, setelah menembus level kunci 45.000 untuk pertama kalinya dan mencapai level tertinggi di 45.055,38.

    Pasar ditutup pada hari Senin karena hari libur nasional.

    Indeks Topix yang lebih luas naik 0,25 persen dan ditutup pada level 3.168,36 pada hari Selasa.

    Reli terbaru ini didukung oleh prospek perusahaan yang kuat, yang mendorong para analis untuk menaikkan target harga beberapa perusahaan lokal, dan ekspektasi akan adanya perdana menteri baru setelah keputusan perdana menteri saat ini, Shigeru Ishiba, untuk mengundurkan diri, ujar Hikaru Yasuda, kepala strategi ekuitas di SMBC Nikko Securities.

    Prospek ekonomi global yang kuat, yang didukung oleh harapan penurunan suku bunga oleh The Fed, juga mendorong penguatan Nikkei, ujarnya.

    Nikkei mungkin akan menutup tahun ini di level sekitar 45.000, tetapi indeks tersebut dapat melemah sementara jika ekspektasi penurunan suku bunga AS mereda dan imbal hasil obligasi pemerintah AS naik, kata Yasuda.

    "Ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga AS cukup kuat".

    Saham produsen peralatan pengujian chip, Advantest, pulih dari penurunan awal dan naik 1,29 persen, memberikan dorongan terbesar bagi Nikkei.

    Raksasa peralatan pembuat chip, Tokyo Electron, naik 1,9 persen.

    Produsen wafer, Sumco, melonjak 9 persen dan menjadi peraih persentase kenaikan tertinggi di Nikkei. Saham Disco dan Resonac Holdings, yang terkait dengan chip, masing-masing melonjak 8,23 persen dan 6,13 persen.

    Di sisi lain, pemilik merek Uniqlo, Fast Retailing, turun 1,99 persen dan menjadi beban terbesar bagi Nikkei.

    Dari lebih dari 1.600 saham yang diperdagangkan di pasar utama Bursa Efek Tokyo, 66 persen saham menguat, 30 persen melemah, dan 2 persen diperdagangkan stagnan. (end/Reuters)