IEA PANGKAS PROYEKSI ENERGI TERBARUKAN SEIRING PERUBAHAN KEBIJAKAN AS
Share via
Published On
07 October 2025
1759829241557334
IQPlus, (7/10) - Badan Energi Internasional (IEA) pada hari Selasa memangkas proyeksi global untuk pertumbuhan energi terbarukan pada tahun 2030 sebesar 248 gigawatt dari proyeksi tahun lalu, dengan alasan prospek yang lebih lemah di Amerika Serikat dan Tiongkok, meskipun energi surya terus mendorong penambahan yang memecahkan rekor.
Kapasitas energi terbarukan global kini diperkirakan akan meningkat sebesar 4.600 GW pada tahun 2030 turun dari proyeksi enam tahun sebesar 5.500 GW pada tahun 2024 dengan energi surya menyumbang sekitar 80% dari peningkatan tersebut, menurut data tersebut.
Revisi ke bawah ini terutama disebabkan oleh penghapusan bertahap insentif pajak federal AS dan perubahan regulasi lainnya yang menurunkan ekspektasi pertumbuhan IEA di AS hampir 50% sementara peralihan Tiongkok dari tarif tetap ke lelang kompetitif menekan keekonomian proyek.
Penurunan peringkat ini sebagian diimbangi oleh prospek yang lebih kuat di negara-negara lain. India diperkirakan akan menjadi pasar pertumbuhan terbesar kedua setelah Tiongkok dan berada di jalur yang tepat untuk mencapai target 2030-nya dengan nyaman, didukung oleh lelang yang diperluas, perizinan yang lebih cepat, dan lonjakan panel surya atap.
Prospek Eropa juga membaik berkat kebijakan ambisius, volume lelang yang lebih besar, dan persetujuan yang disederhanakan, sementara banyak negara berkembang di Asia, Timur Tengah, dan Afrika mempercepat pembangunan seiring penurunan biaya dan peningkatan target, menurut laporan tersebut.
Energi angin lepas pantai masih menjadi titik lemah, dengan prospek pertumbuhan lembaga tersebut sekitar seperempat lebih rendah dibandingkan tahun lalu akibat penyesuaian kebijakan, hambatan rantai pasokan, dan biaya yang lebih tinggi.
Pembangkit listrik tenaga air dengan sistem penyimpanan pompa diperkirakan akan tumbuh 80% lebih cepat dalam lima tahun ke depan dibandingkan lima tahun sebelumnya karena tantangan integrasi jaringan meningkat dan instalasi panas bumi diperkirakan akan mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah di Amerika Serikat, Jepang, Indonesia, dan pasar negara berkembang lainnya.
"Pertumbuhan kapasitas energi terbarukan global dalam beberapa tahun mendatang akan didominasi oleh tenaga surya," ujar Direktur Eksekutif IEA, Fatih Birol, seraya mendesak para pembuat kebijakan untuk mengatasi keamanan rantai pasokan dan kendala jaringan.
Badan tersebut memperingatkan bahwa rantai pasokan tenaga surya dan tanah jarang masih sangat terkonsentrasi di Tiongkok, dengan segmen-segmen utama tetap berada di atas 90% hingga tahun 2030. (end/Reuters)
Related Research
News Related