HUTAMA KARYA RAMPUNGKAN MEGA PROYEK PLTU DI CILEGON
Share via
Published On
29 September 2025
1759129133870918
IQPlus, (29/9) - PT Hutama Karya (Persero) sukses merampungkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9&10 (2x1.000 MW) Suralaya di Cilegon, Banten.
Proyek raksasa hasil Kerja Sama Operasi (KSO) dengan kontraktor internasional asal Korea, Doosan Heavy Industry, kini resmi beroperasi penuh dan siap menerangi rumah-rumah di Pulau Jawa dan Bali.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menegaskan bahwa pembangkit ini tidak hanya berkapasitas besar, tetapi juga menggunakan teknologi ramah lingkungan untuk mendukung kehidupan masyarakat Indonesia.
"Dengan kapasitas total 2.000 Megawatt (MW), pembangkit ini mampu menyuplai listrik untuk kebutuhan sekitar 14-15 juta rumah tangga Indonesia terutama di wilayah Jawa dan Bali. Dalam satu hari pembangkit ini bisa menghasilkan listrik setara dengan kebutuhan seluruh rumah di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Semarang jika digabungkan," ujar Adjib.
Teknologi Ultra Super Critical, Lebih Irit dan Ramah Lingkungan
Adjib menjelaskan, unit pertama telah beroperasi sejak 4 Maret 2025, disusul unit kedua pada 1 Mei 2025.
Kini keduanya tersambung ke jaringan listrik nasional, menjamin aliran listrik tetap stabil.
Keunggulan utama PLTU ini terletak pada penggunaan teknologi Ultra Super Critical (USC).
Teknologi ini memungkinkan penggunaan batubara lebih efisien seperti mesin mobil hemat bahan bakar, sehingga polusi berkurang signifikan.
Pembangkit juga dilengkapi sistem pengendali emisi modern: filter debu raksasa yang menangkap 99% partikel, pencuci asap untuk menghilangkan gas berbahaya, serta alat penurun gas beracun yang menjaga udara tetap bersih.
Bahkan, PLTU ini sudah dipersiapkan untuk menggunakan bahan bakar ramah lingkungan di masa depan.
Dampak Positif untuk Listrik dan Ekonomi
Dengan kontribusi tambahan 6,4% pada pasokan listrik nasional, risiko pemadaman kini semakin kecil.
Listrik di rumah tangga masyarakat menjadi lebih stabil, terjangkau, dan aman untuk mendukung aktivitas belajar, bekerja, hingga layanan kesehatan.(end)
Related Research
News Related