BCA BERHARAP TREN PENURUNAN BUNGA REDAKAN PERANG DANA ANTARBANK
Share via
Published On
10 September 2025
25325024
IQPlus, (11/9) - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berharap tren penurunan suku bunga acuan (BI-Rate) yang diikuti dengan semakin longgarnya likuiditas bisa meredakan persaingan atau perang antarbank untuk mendapatkan dana pihak ketiga (DPK).
"Dengan penurunan bunga ini dan makin banyaknya likuiditas, mudah-mudahan persaingan antarbank untuk mendapatkan DPK juga akan berkurang," kata Direktur BCA Haryanto T. Budiman saat konferensi pers "BCA Wealth Summit 2025" di Jakarta, Rabu.
Haryanto mengatakan bunga deposito di BCA tidak pernah terlalu tinggi. Sementara bunga pinjaman BCA bahkan tidak berubah saat Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan pada tahun 2024.
Dengan tren pelonggaran moneter sejak akhir tahun lalu hingga saat ini, ia menambahkan bahwa BCA melakukan sejumlah penyesuaian terutama bunga pinjaman korporasi.
"Tapi untuk pinjaman konsumer, saya rasa kami tidak pernah menaikkan bunga dari dulu," ujar Haryanto.
Menurut dia, konsumsi menjadi penopang utama dalam pertumbuhan ekonomi sehingga BCA berupaya menjaga daya beli masyarakat melalui beragam produk, termasuk kredit pemilikan rumah (KPR).
Dalam gelaran BCA Expo 2025 yang berlangsung secara offline dan online hingga akhir September, Haryanto menyebut minat masyarakat terhadap kredit konsumer masih menunjukkan tren positif.
"Properti multiplier effect-nya besar. Itu kenapa BCA sangat komitmen dari sisi KPR. Karena KPR itu bagus, bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Karena bukan hanya soal gedung dan tanah, tapi semua ekosistemnya akan ikut terbantu," ujar dia.
Secara keseluruhan, BCA tetap optimistis penyaluran kredit tetap tumbuh positif sepanjang tahun ini. Perseroan tidak melakukan revisi terhadap Rencana Bisnis Bank (RBB), dengan mempertahankan target pertumbuhan kredit pada kisaran 6-8 persen hingga akhir tahun.
"Sesuai dengan apa yang kami sampaikan, 6-8 persen sampai akhir tahun. Mudah-mudahan kami masih bisa mencapai itu. Sejauh ini kami lihat tren untuk KPR juga seharusnya on track untuk pertumbuhan itu," kata Haryanto. (end/ant)
Related Research
News Related